Hari itu kita lagi di mobil, di perjalanan ngantarin gue pulang. Diiringi hujan kecil di luar. Ah... Gue suka suasanya. Ditambah seseorang yang duduk di samping gue ini lebih cerewet dari pada biasanya, walaupun nada bicaranya tetap tenang, santai, damai. Gak kayak gue kalo cerita terlalu ekspresif dan menggebu-gebu heheheh, yah itu sih kata si mantan. Uhuk.
Sampai akhirnya gue nerima telpon dari seseorang. Setelah itu percakapan kita kira-kira begini...
"Siapa yang nelpon tadi?" tanyanya dengan tampang always datar.
"Si blablabla."
"Oh."
"Kalian masih berhubungan?"
"Sekali-sekali." jawab gue malas-malasan.
"Kalian janjian buat jalan?"
"Yup."
"Dia udah punya pacar?"
"Ngakunya sih belom, tauuu deh."
"Kamu masih suka sama dia?"
"Masih? Emang pernah?"
"Tauuu deeh kan yang dekat sama dia situ." katanya meniru gaya bicara gue. Nyemot!
"Dekat? Sok tahu."
"Terserahalah yang penting kalian telponan, jalan bareng..."
"Sok tahu kuadrat!" kata gue menahan senyum iseng.
"....." *dia terdiam beberapa saat*
"Kamu cemburu yah? Ahhahahahhaahha"
"Gaklah" katanya cepat-cepat membela diri. Mukanya memerah. Dia sering kali terlalu polos.
"Huahahhahahahahaha. Santai baby.." kataku lagi sambil menepuk-nepuk pundaknya.
"......." dia berdehem wajah malunya kembali berubah ke ekspresi mode: datar.
"Dia kayak gimana sih orangnya?" tanyanya dengan nada dibuat sesantai mungkin
"Sifatnya? Tampangnya?"
"Apa aja." jawabnya asal seolah-olah itu cuma pertanyaan basa-basi nggak penting.
"Kalo tampang sih, menurut beberapa temanku yang pernah lihat dia, ganteng."
"Menurut kamu sendiri?"
"Ummmh... Biasa aja."
"Bohong!"
Gue kaget dong tiba-tiba ditembak begitu, akhirnya gue sok dramatis berbalik menghadap dia dan menepuk lengannya.
"Selamat yah pak! Anda berhasil menjadi perempuan malam ini!"
"Buaahahahhaahha" dia tidak bisa menahan ketawanya lagi. Ngakak sejadi-jadinya.
"Dari tadi introgasi, terus gak ngaku cemburu, sekarang nuduh saya bohong. Kamu gak lagi PMS kan?"
"Hahahahahha" dia masih terus tertawa.
"Apa perlu saya selamatin juga kalo sekarang kamu punya uterus dan berkesempatan hamil?"
"Hahahahahhahahah. Kamu lucu banget Dhin!"
"I know." jawabku mantap. Dan lagi-lagi dia ngakak.
"Narsis!"
"Tapi darling, selucu-lucunya gue, gak ada yang lebih lucu dari pada laki-laki jealous tapi gak mau ngaku!" dia spontan terdiam, berhenti ketawa, dan gantian gue yang ngakak.
Pas gue lirik dia pasang pose manyun. Huaahahahahahaha