Friday, May 25, 2012

Sedikit Lega

Semakin mengerti kenyataan hidup bahwa ada beberapa orang yang memang hanya baik karena butuh. Yup.

Agak sakit hati sih, yang saya pikir "ok ini karena kita teman yah jadi yuk mari" ternyata salah. Tidak sepenuhnya salah sih, setidaknya saya tetap menganggap dia teman walaupun (mungkin) dia tidak.

Bahkan setelah kita melewati banyak hal bersama-sama, hal yang menurut saya cukup manis untuk di simpan di kotak memori berlabel teman.
Tapi toh menurut dia tidak.

Ok ini memang cuma kesimpulan saya. Yah, kan gak mungkin juga nanya ke orangnya, "Kamu nganggep saya teman gak sih?" duh dramatis abis. Dan 90% saya yakin jawabannya ya walaupun di barengi dengan bercanda.

Lalu mengapa saya sangat yakin bahwa kata yang akan keluar itu palsu?

Satu kejadian, bulan lalu sepertinya. Bagaimana yah menceritakannya. Intinya dia tahulah bahwa saya di boikot di sosial media dia oleh seseorang.
Sepele sih.

Tapi justru itu, kalo ini memang sepele kenapa tidak di bicarakan oleh seseorang itu? Saya tidak butuh hal besar, hanya yang sepele seperti ini. Karena jika yang besar datang, saya pasti diam dan mundur, tau posisi dan batas.

Seperti biasa saya diam, pura-pura gak ada apa-apa dan memperlakukan dia seperti biasa.
Sampai salah seorang teman saya gemas, dan akhirnya menyinggung dia pun, dia hanya bisa ber-"oh yah? Masa?" and do nothing *deg* menghujam jantungku.

Dia pernah bilang "saya tuh paling malas galau, malas mikirin hal-hal yang gak penting". Dia juga kalo lagi ngobrol dan sedikit berdebat tiba-tiba bilang sambil ketawa sepintas "sudahlah, gak penting juga di perdebatkan, tidak ada gunanya"

Jelaskan? Tidak penting perasaanku yang merasa tidak dianggap teman oleh dia, kenapa? Karena tidak ada gunanya. So what kalo saya sakit hati? Saya bukan siapa-siapa. Tidak berpengaruh apa-apa bagi dia ke depan.

Nyeri.
Tapi malah membuat saya kagum. Saya berharap bisa seperti dia dan berhenti over think gak penting. Terutama berhenti memikirkan orang yang tidak pernah memikirkan saya, seperti dia.

Saya sangat hati-hati memasukkan orang dalam "kotak"ku, sekalinya masuk saya sayang sekali. Begitulah saya. Dan dia masuk. Bodohnya saya. Dan jika sayang, mana mungkin saya benci?

Dia tetap ku anggap teman, bahkan ketika dia cuma menganggapku orang yang bisa di manfaatkan, pembokat terlalu kasar.

Duh nyeri lagi.
Padahal sudah sebulan ini berusaha melupakan dan menjaga jarak biar gak sakit, tetap aja masih nyeri.

Kamu, eh kamu..
Sayang sekali sama kamu. Selalu ingin melihat kamu berhasil meraih mimpi-mimpimu tapi plis berubah yah kalo bisa. Bukan menjadi over think, gaklah. Cukup sedikit peka. Atau kalo susah, beraktinglah seolah-olah kamu peka. Hah, tapi akting kamu kan jelek sekali. Kalo ada maunya aja bisa terbaca dari radius 83837 kilometer *lebay*

Maaf kalo ada salah kata, dan yah saya memang bodoh karena menuliskan ini. Biarlah, saya hanya tidak sanggup menyimpan tanpa di keluarkan.


------

Tulisan di atas di tulis tgl 16 Mei 2012. Saat long weekend. Tidak di pos karena berbagai pertimbangan salah satunya karena ngantuk berat dan entahlah gak enak aja kalo orangnya nanti baca. Pas paginya saya baca, agak syok juga betapa emosionalnya saya kalo insomnia. Wakakaakkak. Trus kalo gak enak, kenapa sekarang di posting? Well karena saya udah bahas ini sama yang bersangkutan malam ini.

Tadi pas dia sms, saya becandain aja "tumben peka". Dan setelah itu terjadilah sesi intropeksi.

Yah cuma gitu saya agak terkendala sama yang namanya sms haha kebiasaan kalo mau ngobrol yah nelpon. Saya kan kalo jelasin sesuatu tuh panjangXlebar, jadi susah kalo lewat sms. Harus singkat, padat dan jelas. Tapi demi membuat dia mengerti dan mengeluarkan unek-unek yah saya harus sabar mengetik sms *singkat padat jelas* *singkat padat jelas*
*singkat padat jelas* #bacamantra

Intinya dia minta maaf dan di sadar kalo dia terkesan "begitu" sama saya dan anak-anak yang lain. Agak kaget juga, ternyata dia cukup peka. Dan lebih kaget lagi waktu mendapati air mata saya netes-netes aja gitu. Kaget karena sudah lama sekali gak meneteskan air mata kalo ada masalah.
Saya berteriak dalam hati "hellooo lemah amat! Gitu aja pertahanannya pecah!"
Saya usir pikiran itu. Sudahlah sekali-sekali netes mungkin gak apa, toh cuma netes dikit, gak terhitung nangislah *menghibur diri*. Mungkin saking kuatnya memendam dan berpura-pura tidak perduli, akhirnya pas dengar kata maaf saja membuat emosi saya meleleh. Sekali-kali emosional gak apa-apakan?

Back to the topic.
Saya lega sudah bilang semuanya. Selain dia yang intropeksi diri, saya sadar harusnya saya juga. Saya masih harus belajar mengerti posisi dia kalo mengaku menganggap dia teman. Belajar lebih ikhlas.

Kamuuu
Maaf untuk segala prasangka buruk saya. Bagaimanapun, saya selalu mendukungmu! Semangat!!!!


Thursday, May 24, 2012

'sepucuk surat dari Ayah dan Ibu'



anakku'
ketika aku semakin tua..aku harap kamu mau memahami dan memiliki kesabaran untukku
suatu ketika aku memecahkan piring dan menumpahkan sup diatas meja karena penglihatanku berkurang..aku harap kamu tidak memarahiku
orang tua sensitif..sehingga akan merasa bersalah saat kamu berteriak'

ketika pendengaranku mulai memburuk dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan
aku harap kamu tak memanggilku 'tuli'
mohon ulangi apa yang kamu katakan atau tuliskan untukku

'maafkan aku anakku..aku semakin tua'
ketika lututku mulai lemah..aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bagun
seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil untuk belajar berjalan
aku mohon..jangan bosan kepadaku
ketika aku terus mengulangi apa yang aku katakan seperti kaset rusak'
aku harap kamu terus mendengarkanku
tolong jangan mengejekku..atau bosan mendengarkanku

apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu menginginkan sebuah balon ?
kamu mengulangi perkataanmu berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan'
maafkan juga bauku'tercium seperti orang yang sudah tua
aku mohon jangan memaksaku untuk mandi
tubuhku lemah..orang tua mudah sakit karena rentan terhadap dingin
aku harap aku tidak terlihat kotor di hadapanmu
apakah kamu masih ingat saat kamu masih kecil ?
aku selalu mengejar-ngejar kamu karena kamu tidak mau mandi
aku harap kamu bisa bersabar denganku..ketika aku selalu rewel'
Ini semua bagian dari usia tuaku..kamu akan mengerti ketika kamu tua

ketika kamu memiliki waktu luang aku harap kita bisa bicara
bahkan untuk beberapa menit aku selalu sendiri untuk sepanjang waktu'dan tidak memiliki seorang pun untuk diajak bicara
aku tau kamu sibuk dengan pekerjaan..bahkan kamu mungkin tidak tertarik dengan
ceritaku
aku mohon berikan waktu untukku bersamamu
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil ?
aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu

ketika saatnya tiba..dan aku hanya bisa terbaring sakit dan sakit
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku

'maaf'
kalau aku sengaja ngompol atau membuat brantakan
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku..selama beberapa saat terahir dalam hidupku
aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama
ketika waktu kematianku datang..aku harap kamu memegang tanganku dan memberikan aku kekuatan untuk menghadapi kematian
dan jangan kuatir..ketika aku bertemu sang pencipta
aku akan berbisik pada-Nya
untuk selalu memberikan berkah padamu
karna kamu mencintai 'Ibu dan Ayahmu'

'terima kasih atas segala perhatianmu anakku'
Ayah dan Ibu
kami selalu mencintaimu dengan kasih yang berlimpah'


untuk'ku..untuk'mu dan untuk kita semua'
masih'kah bisa kita menyia-nyia'kan mereka dengan sikap sombong kita


Kutipan 

nini sayang mama n etta :*

Thursday, May 17, 2012

KKN

Apa kabar semua? Sangat-sangat kangen menulis. Pas tau ada long weekend dan saya tidak punya rencana kemana-mana, saya putuskan untuk mengisi liburan dengan menyelesaikan deadline, dan memasukkan menulis blog sebagai deadline. Hohoho. Padahal gak nulis di blog juga gak bakal mati sih.

Banyak yang mau di bahas, tapi harus fokus, 1 topik. Ok, gimana dengan topik Kkn?
KKN atau kepanjangannya Kuliah Kerja Nyata. Jadi beberapa minggu terakhir menjadi trending topic di kelas.

Kebanyakan galau karena ketidakjelasan syarat jumlah SKS yang bisa mengikuti kkn. Beberapa galau memutuskan memilih antara reguler atau profesi. Yang lainnya ada yang galau karena pas kkn masih ada jadwal kuliah, UAS serta OSCE yang artinya kami bakal sering bolak-balik lokasi kkn-Makassar. Dan ada juga yang galau seperti sapa yang masak, sapa yang cuciin baju, bagaimana rumahnya, layak gak kamar mandinya. Ckckck *geleng-geleng kepala baca timeline*

1. Jumlah sks, alhamdulillah sksku memenuhi syarat.
2. Kkn reguler ato profesi? Sempat pengen reguler, kayaknya seru. Ketemu orang-orang baru dari fakultas-fakultas yang berbeda. Tapi pas tau lokasi reguler ternyata jauh, langsung mundur teratur. Lupa di mana aja lokasi kkn reguler, seingatku salah satunya pinrang. Gak deh, makasih. Kesehatanku lebih penting. Apa hubungannya jarak dengan kesehatan? Apa lagi kalo bukan penyakit kampunganku yang hilang timbul, yaitu jeng jeng..mabok. Walaupun udah jarang kambuh, tapi tetap yah sedia payung sebelum hujan. Menghindari segala faktor resiko sebelum kolaps.
Lokasi kkn profesi sendiri di Jeneponto. Jauh, tapi gak jauh-jauh amat. Saya malah sempat berpikir kenapa gak sekalian di bulukumba aja? Eyaaaa *kode ke segala arah*
3. Bolak-balik untuk uas, osce, kuliah. Mmhh udah seharusnya begitu sih, teman-teman semuanya juga kayak gitu. Apanya yang mesti di galauin? Yakin gak takut mabok? *di ingatin lagi* Mudah-mudahan gak. 4 kali lewatin Jeneponto dan tidak pernah mabok. Semoga nantinya begitu juga.
4. Galau makan, insya Allah selalu ada rejeki #eh Yang ini belum ada bayangan, makan di tanggung rumah yang kita tumpangi atau masak sama-sama teman posko? Yang pasti bakal makan, semoga sesuai selera. Kalo tidak, terpaksa bawa makanan andalan, telur! Haha
Nyuci, mungkin bakal ngikutin yang Mama suruh dari dulu, untuk membiasakan nyuci setiap selesai mandi atau kalo ada baju kotor langsung di cuci. Ya ya ya, kedengarannya mudah, itu sebelum malas menyerang. Haha
Kelayakan tempat tinggal? Lebih ke pasrah sih. Alhamdulillah beberapa kali mengikuti baksos, rumahnya layak huni semua. Semoga pas KKN juga gitu. Yang penting sih bersih.

Kesimpulan, saya tidak gaul karena tidak mengikuti trend di kelas, yaitu trend galau kkn. Sok. Di pikirin sih, tapi gak di galauin.

Di antara tweet-tweet teman angkatan, gak ada satupun yang memikirkan "sesuatu" yang saya pikirkan. Apa itu Dhin sesuatunya? Mau tahu donk kaka~

Me time!
Terkadang saya suka menyendiri. Sekedar main hp/baca novel/tidur, pokoknya sendiri. Dan sepertinya, ini sepertinya yah saya membutuhkan "me time" lebih dari orang normal. Sampai orang rumah heran, betah banged saya ngamar. Hehe. Bukannya saya tidak suka ngumpul, suka. Tapi harus ada jeda untuk sendiri. Pernah Ems maen ke rumah, saya biarin aja gitu di kamar, terus saya ke ruang tamu buat baca novel. Hoho.
Saya juga gak bisa suasana berisik, baik untuk tidur maupun belajar. Jangan heran kalo saya selalu jadi garda terakhir kalo tidur, karena semua harus tidur dulu baru suasana bisa tenang.
Jadi ingat di Bau-bau, saya menyendiri di lantai1 baca novel sedangkan anak-anak ngumpul di lantai2, dan itulah pertama kali sekaligus terakhir kali tidur cepat di sana. Tapi cuma beberapa jam, pas tengah malam semua mulai ngumpul di bawah dan yup saya bangun pastinya.
Pernah dengar cerita, katanya ada yang sampai di buatin kamar mandi pribadi di lokasi kkn. Mmmhh, saya buat kamar tidur pribadi bisa gak yah? *di jitak*

Sudahlah, apa yang terjadi, terjadilah. Belajar bertahan hidup, kehidupan di luar memang sangat keras. Asssekk aseekkk

Btw, ini kedua kalinya saya ikut kkn dong, dan dua-duanya di Jeneponto. Iya, ini yang kedua kalinya, kalian gak salah baca. Cuma yang pertama saya ikut Mama yang lagi kkn, yang kedua baru saya. Haha
Lucunya lokasi kkn-nya sama-sama di Jeneponto. Bedanya? Dulu Mama bawa anak (saya). Sedangkan saya, jangankan punya anak, punya pacar aja gak *kode ke segala arah lagi* #miris haha

Pas Mama tau lokasi kknnya di Jeneponto, dia heboh mau kunjungi bapak kepala desanya. Ampun deh Ma, sudah hampir 20 tahun pasti banyak yang berubah. Masih bisa gitu di cari?

Hmmm apa lagi yah?
Oh yah belakangan ini saya jarang cemas kayak kebal gitu dan ini aneh. Di TL cemas kkn, ujian flip chart, saya? Anteng. Saya lebih mencemaskan diriku yang sama sekali tidak cemas. Kelainan kah? Atau secuek itukah saya sekarang?

Dulu kalo saya cuek/tenang itu pertanda buruk. Misalnya ada barang yang hilang, kalo sayanya santai berarti tuh barang hilang beneran, kalo gelisah pasti balik. Huawalah.

Semoga ketidakgalauan kkn saya bukan pertanda buruk. Ato saya harus maksa jadi galau yah?
Ayo galau, galaulah kamu Dhini, galau galau galau~~~ apa coba?

Semoga semuanya berjalan baik-baik aja.
Wassalam
Dhini :)

Monday, May 14, 2012

Karena Cinta

Hari ini, adalah lembaran baru bagiku
Ku disini, karena kau yang memilihku
Tak pernah, ku ragu, akan cintamu
Inilah, diriku, dengan melodi untukmu
[Reff:]
Dan bila, aku berdiri, tegar, sampai hari ini,
bukan karena kuat dan hebatku
Semua, karena cinta, semua, karena cinta
Tak mampu diriku, dapat berdiri tegak
Terima kasih, cinta
Inilah, diriku, dengan melodi untukmu
[Reff]
[Reff] ^
Terima kasih, cinta

Lagi suka banged dengerin lagu ini, liriknya tuh menyentuh banged...
so sweet dehh :)

Saturday, May 12, 2012

Patotoai

Gak tahu patootoai apa? Nah kayak gini...



Ini bukan #kode, bukan juga sweet chat. Hanya random post, sekedar mengisi blog.

Sangat-sangat kangen menulis. Harus di sempatkan secepatnya :)

Wednesday, May 09, 2012

Muak

Untunglah saya bukan Edward yang bisa mendengar suara dalam hati orang, yang terlontar dari mulut saja sudah terlalu ribut. Semua ingin bicara, semua ingin di dengar.

Saya cukup tau mana yang benar dan mana yang salah. Dan terkadang terlalu banyak bicara justru membuat orang yang benar jadi terlihat salah juga.

Saya hanya menjadi bingung mengambil sikap, dan tidak tahu harus berbicara dengan siapa. Semuanya sibuk, sibuk membicarakan dirinya.

Bahkan mereka yang seharusnya selalu jadi tempat berpulang yang paling nyamanpun, menjadi kurang kenyamanannya. Karena apa yang akan ku keluhkan adalah tentang orang yang dia cintai.

Bagaimana mungkin saya tega menyakiti orang yang saya cintai dengan cara mengeluhkan orang yang dia cintai?

Itu hanya menambah beban pikiran mereka yang sudah berton-ton di banding saya yang satu grampun tidak sampai, rasanya memang layak.

Sebenarnya bercerita untuk sekedar meringankan beban pikiran di saat seperti ini sangat beresiko. Dan beberapa hari kemarin itu terbukti, gadis yang malang. Mencari simpati seperti biasa tapi malah mengundang petaka.
Ingin sekali berteriak di depan mukanya "Lihat apa yang kau perbuat gadis kecil, tidak pernah belajar dari kesalahan. Ikuti saja emosi dan keegoisan terus dan akan semakin melukai orang-orang di sekitarmu dan juga kau sendiri!"
Tentunya saya pada akhirnya tidak pernah mengeluarkan, mmh mungkin belum. Tidak dalam keadaan emosi, tidak dalam keadaan masalah yang sangat kusut melebihi benang.
Tidak akan selabil gadis kecil itu, berkali-kali termakan omongannya sendiri. So stupid.

Lagi pula saya sudah semakin baik dalam berakting begini, berpura-pura segalanya baik-baik saja, berpura-pura bahagia dengan segala pilihan, berpura-pura tidak tau, berpura-pura tidak peduli. Hingga saya sendiri tidak bisa membedakan apakah saya sedang berpura-pura atau saya benar-benar mulai tidak peduli? Muak?

Mencoba mengalihkan pikiran kepada hal-hal menyenangkan, takut ada yang tahu apa yang sebenarnya paling kupikirkan. Tapi entah mengapa yang berkaitan dengan diriku semuanya berjalan buruk? Tak ada satupun hal yang kukerjakan dengan baik. Yang paling gampang sekalipun.

Lalu apa arti hidup jika sudah sepertii ini?

Pages