Sunday, December 05, 2010

Obsesif Komplusif

Obsesi : Isi unsur pemikiran yang berulang-ulang, timbul dalam kesadaran, sekalipun pasien tidak menghendaki untuk memikirkannya. Ia tidak sanggup mengeluarkannya dari kesadarannya atas kemauan sendiri, ia seolah dipaksa untuk memikirkan, mengingat, atau membayangkan.

Kompulsi : Dorongan untuk melakukan perbuatan atau rangkaian perbuatan tertentu yang apabila dilawan atau tidak dilaksanakan akan menimbulkan ketegangan yg sangat. Pasien seolah-olah dipaksa untuk melakukan perbuatan itu sekalipun tidak menyukainya dan tidak memperoleh kepuasan dari perbuatan tersebut.

Ciri : Pasien sering menanyakan hal yang sama dan berulang-ulang dalam jarang waktu yg sangat singkat kepada dokter untuk menenangkan hatinya.

Obsesi? Ya.

Kompulsi? Entalah.

Saya sering menceritakan dia keteman-teman, sampai membuat mereka mual saking 'eneg'nya mendengar saya bercerita tentang dia. Bedanya kompulsi tidak merasa puas, sedangkan saya merasa puas walaupun hanya bercerita tentang dia. Jadi, MUNGKIN saya belum kompulsi.


Jadi sebelum ke-obsesi-an ini menjadi obsesif kompulsif, maka saya akan berhenti.

Berhenti mengagumi dia dari jauh, karena memang dia terlalu jauh dan kita terlalu berbeda.

Berhenti tersenyum dan tertawa girang hanya karena berpapasan dengan dia.

Berhenti menceritakan betapa saya senang berbicara dengan dia walaupun hanya beberapa kalimat.

Saya rasa ini tidak akan menyakitkan.
Ini hanya akan sedikit menyiksa.

Karena dia baru mengkontaminasi sebatas pikiran saya, belum sampai hati.

Dan sebelum ada luka, saya akan berhenti bermain dengan pisau.
Lebih baik pisau itu disimpan, dijaga, dan akan difungsikan pada kondisi yg tepat.

Ini akan sedikit sulit, sabar yah otakku.
Published with Blogger-droid v1.6.3

1 comment:

Pages